Nama Starchitects identik dengan proyek bangunan disain Museum Seni skala besar, seperti, disain gedung baru Salt Lake City library, dan de Young Museum di San Francisco. Nama-nama arsitek papan atas lainnya seperti Richard Meier, Robert AM Stern, dan Charles Gwathmey, menonjol dalam disain properti perumahan mewah. Daniel Libeskind, Bernard Tschumi, Frank Gehry, dan Herzog & De Meuron, dikenal sering merancang monumen budaya dan semua bangunan kondominium mewah.
Dari sudut pandang pembangunan, keterlibatan arsitek terkenal pada suatu proyek bukan hanya tentang ‘nilai tambah’ pada disain tapi juga akan mengangkat pamor proyek. Dalam hal ini, Starchitects yang semula terdiri dari individual arsitek telah berubah menjadi perusahaan yang terus memperluas pengenalan merek mereka ke seluruh dunia. Tentu saja ini menimbulkan pertanyaan menarik, sebenarnya berapa nilai tambah yang didapat suatu proyek dengan menyertakan arsitek ternama dan
Bagaimana nama seorang arsitek menjadi sebuah merek terkenal ?
Apa yang membuat seorang arsitek menjadi sebuah merek?. Bagian dari pengenalan merek tergantung pada apa yang orang lain pejari dari hal-hal seperti “personality” arsitek. Contohnya, Foster & Partners dimana dalam situs web nya berisi daftar proyek mulai dari ruang kongres di Kazakhstan hingga disain Elephant House di Kebun Binatang, Kopenhagen. Foster & Partners merupakan merek internasional yang dikenal dengan “personality” nya, yaitu : Mampu Memberi Solusi untuk Masalah Teknis Yang Sulit.
Apa yang membuat seorang arsitek menjadi sebuah merek?
Lawan utama Foster adalah Renzo Piano Building Workshop. Merek Piano menyampaikan pesan Elegan, yang ditunjukkan dalam disain museum, bandara, dan gedung perkantoran yang mereka kerjakan. “Personality” mereka menunjukkan ; Style Adalah Solusi Untuk Setiap Masalah.
Menariknya, baik Foster maupun Piano seperti gudang ide, desain mereka selalu bervariasi dari satu proyek ke proyek lainnya. Ini sebenarnya bertentangan dengan gagasan tradisional bahwa karya seorang arsitek harus dikenali karena keindividualitas an disain sehingga karya dapat diidentifikasi.
Tapi, Richard Meier pernah berkata bahwa,
“ Gaya disain seorang arsitek bisa menjadi perangkap”
Richard Meier sendiri memiliki gaya khas yang identik dengan dinding putih dan hamparan kaca, seperti pada disain Getty Center, sehingga ke khas an disain Richard Meier seperti memperlihatkan terlalu banyak hal baik.
Michael Graves dengan ciri khas ‘Tuscan colors’ dan ‘menyederhanakan’ gaya klasik juga kadang menghadapi masalah dengan ke khas-an nya. Ketika Witold Rybczynski berkata pada temannya bahwa disain baru karya Graves sudah dibangun di Philadelphia, teman yang melihat karya itu secara langsung, berkata, “Aku tidak yakin jika itu beneran karya Graves, aku pikir itu hanyalah sebuah tiruan.”
Bahkan seorang Frank Gehry, yang mungkin menjadi waralaba arsitektur terkuat di dunia saat ini, terkadang terjebak dengan nama besarnya sendiri. Ini terlihat dari disainnya untuk pertokoan Tiffany & Co sebuah toko perhiasan. Seperti disainnya sebelum ini, karya Frank Gehry tampak seperti mata rantai yang sangat panjang. Dan dia tidak bisa (atau belum bisa) keluar dari disain yang itu-itu saja.
Merek arsitektur lainnya, Rem Koolhaas, terlihat memiliki hubungan cinta dan benci dengan keterkenalannya sendiri. Kelihaiannya telah berhasil mengubah OMA (Office of Metropolitan Architecture), dari studio yang hanya berisi satu orang menjadi sebuah merek yang dikenal. Dia berpijak pada etos perusahaan dan tidak memiliki ‘gaya khas’. Dari kantornya di Rotterdam, New York, dan Beijing, Rem Koolhaas menghasilkan karya yang variatif, mulai dari convention center di Córdoba yang terlihat seperti kotak besar, Seattle Public Library dengan disain Kristal hingga gedung pencakar langit di Beijing yang jauh dari kesan gedung pencakar langit pada umumnya. Personality perusahaan OMA dapat di sebut sebagai ; bekerja dengan pemecahan masalah paling mutakhir, sehingga disain kondominium mewah sekalipun tidak masuk dalam portofolio perusahaannya.
Tidak ada yang salah jika arsitek mencari kesempatan untuk berkembang. Arsitek dari Vienna Secession , Josef Hoffmann malah membuat beberapa perhiasan yang indah dan publik tetap punya kepedulian yang besar padanya.
Seringnya, karir para arsitek terkenal seperti sebuah evolusi-mengalami sebuah proses untuk ‘panas’ dan bukan mengalami panas tiba-tiba untuk padam seketika.
Dorongan untuk membangun merek sendiri yang unik kadang membuat para arsitek muda terlalu cepat ingin terlihat berbeda. Selain itu, keinginan untuk segera mendapat pengakuan publik, cenderung membuat arsitek muda mengikuti ke khas an arsitek ternama. Meniru gaya milimalis nya Meier, mencontoh gaya tradisionalisnya Stern, atau mengikuti gaya bravura nya Santiago Calatrava yang kemudian akhirnya menghalangi evolusi artistik alami yang seharusnya dirasakan para arsitek muda.
Terjebak keinginan memberikan kepada publik sesuatu untuk mereka sukai , maka ketika mereka sudah menyukainya, mereka akan meminta yang sama terus menerus. Belajarlah dari pengalaman Coke, meskipun ada merek baru tapi selalu dengan rasa yang hampir sama. Dan itu tidak baik bagi arsitek yang ingin selalu ‘menjelajah’ dan bukan sekedar ‘menghasilkan’ saja.
Categories:
Profesi