Ada banyak alasan kenapa profesi arsitek itu mengagumkan. Kalau ditanyakan pada tiap pribadi arsitek, jawabannya akan berbeda-beda, tapi saya punya pendapat sendiri yang mungkin bisa mencerminkan alasan bahwa profesi ini mengagumkan sekaligus unik.
1. Arsitek Itu gaya hidup, bukan pekerjaan.
Ketika profesi lain, cepat-cepat melupakan pekerjaannya seusai jam kerja, seorang arsitek biasanya berpikir tentang arsitektur sepanjang waktu. Bukan saja memikirkan proyek, tapi juga mengamati hal kecil bernilai arsitektural. Memikirkan material, bentuk, massa, pencahayaan, mengejar buku-buku arsitektur di toko buku atau mengejar image-image arsitektur di internet.
2. Orang lain respek terhadap arsitek.
Meskipun orang lain tidak tahu persis apa yang yang sebenarnya dilakukan seorang arsitek, ada persepsi bahwa arsitek memiliki etos kerja, bertanggung jawab dan akan berusaha untuk membuat keputusan yang tepat. Persepsi inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa 'arsitek' begitu sering dipilih mejadi karakter yang diperankan dalam film dan TV. Arsitek umumnya tidak dipandang money oriented layaknya dokter atau pengacara.
3. Pekerjaan Tidak Statis.
Arsitek bukan seniman – arsitek dekat dengan teknologi bangunan dan pemrograman. Jenis material dan metode konstruksi yang senantiasa berkembang, membuat masyarakat menuntut arsitek untuk mampu mengaplikasikannya kedalam bangunan. Bisa berupa hemat energi, pemakaian bahan daur ulang, dll. Arsitek selalu dianggap punya kapasitas membuat konsep desain ter modern untuk diterapkan.
4. Kebebasan artistik dan ekspresi pribadi.
Seorang arsitek biasanya diberi batasan tertentu dalam proyek. Tapi, arsitek juga diberi kebebasan dalam mengejar bentuk artistik dalam lingkup batasan tersebut. Dua hal bertolak belakang yang seringkali terjadi. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa 10 arsitek dengan klien yang sama dan dengan batasan proyek yang sama akan menghasilkan 10 solusi disain yang berbeda.
5. Menjadi bos bagi diri sendiri.
Jika profesi lain dalam membangun perusahaan membutuhkan banyak professional untuk menangani bidang masing-masing, lain halnya jika seorang arsitek membangun sebuah perusahaan. Arsitek bisa menjadi bos sekaligus karyawan di perusahaan yang dibuatnya sendiri dan menawarkan sebagai penyedia jasa untuk segala jenis ukuran proyek. Arsitek dapat masuk dalam sebuah tender berskala besar dan memenangkannya seorang diri. Seorang arsitek bahkan terbiasa mengerjakan bangunan diatas 1000 persegi, tanpa bantuan siapapun.
6. Ketika disainnya dibangun, menciptakan eforia sendiri.
Siapa pun yang pernah melihat bangunan hasil rancangannya, pasti tahu apa apa yang saya bicarakan ini. Ada perasaan senang melihat bangunan hasil rancangan kita, rasanya seperti memiliki laboratorium sendiri di mana Anda bisa bereksperimen dan melakukan hal-hal yang anda anggap penting dan berharga. Umumnya arsitek memiliki rasa kepemilikan pada setiap proyek yang dikerjakan.
7. Arsitek memberi dampak positif pada kehidupan masyarakat.
Hubungan yang dikembangkan arsitek dengan kliennya sangat bermanfaat, terutama ketika arsitek tahu bahwa proses yang dijalani akan menghasilkan produk akhir yang lebih bermanfaat. Dengan memahami proses kerja, klien dapat menghargai produk arsitek. Dengan menghargai produk, artinya mereka mengakui peran yang telah dimainkan oleh arsitek.
8. Tidak Ada yang menyalahkan ketika anda ber eksperimen.
Meskipun arsitektur berisi ilmu bangunan dan teknologi, berisi ukuran dan hitungan tapi produk arsitektur tidak punya ukuran benar atau salah. Karena tidak ada dua orang arsitek akan datang dan memberi solusi yang sama persis meskipun diberikan batasan yang sama. Karena kebebasan berekspresi arsitek akan mempengaruhi disain. Arsitek akan mencoba hal-hal baru, mengeksplorasi bahan yang berbeda, dan menggabungkan teknologi pada setiap proyek. Jika diberi 100 juta, seorang arsitek bisa membuat bangunan dari bata dan satunya lagi bisa saja membuatnya dari bambu, keduanya tidak ada yang bisa dianggap paling benar atau paling salah.
9. Karir yang panjang.
Menjadi arsitek, artinya melatih kemampuan seumur hidup. Bahkan banyak arsitek yang kualitas disainnya makin baik ketika menginjak usia yang di profesi lain dianggap mulai tidak produktif, usia 50 tahun.
10. Menjadi arsitek, membuka pintu ke cabang profesi berbeda.
Tidak seperti profesi lain, seseorang dapat lulus dengan gelar di bidang arsitektur meskipun dia tidak tahu jenis pekerjaan seperti apa yang akan menjadi fokusnya. Ini benar-benar hebat, karena ketika lulus, pengetahuan anda sedikit tentang kemungkinan mengetahui apa yang sebenarnya ingin anda lakukan. Anda bisa bergabung diantara perusahaan besar dan kecil, bekerja diproyek, menjadi desainer, atau manajemen. Anda juga bisa bekerja pada sektor berbeda seperti perhotelan, perumahan, sipil, ritel, dll dan tetap menjadi seorang arsitek karena gelar yang anda miliki begitu berharga.
Categories:
Profesi