Kustomisasi

Arsitek Islam Kuno Penemu Pola Quasicrystals


Periode Pola quasicrystal di makam Gunbad-I Kabud di Maragh

Seorang peneliti di AS melaporkan telah menemukan contoh pola quasicrystal yang sempurna, ada pertama kali didalam arsitektur Islam . Dalam makalah terbarunya di jelaskan bahwa para desainer abad ke-12 menggunakan alat-alat standar dalam membuat pola-pola geometris tersebut. Sampai tahun 1970-an, para akademisi baru mulai mengembangkan matematika yang dapat menjelaskan pola-pola yang terlihat di alam tersebut.

Quasicrystals adalah pola yang mengisi ruang akan tetapi tidak memiliki simetri translasi yang merupakan karakteristik asli kristal. Dalam dua dimensi, ini berarti jika salinan digeser maka tidak akan pernah menghasilkan bentuk yang sama persis meskipun salinan tersebut dari pola dirinya sendiri , jika salinan tersebut diputar malah akan menghasilkan kecocokan .

Hal ini pertama kali dijelaskan secara matematis oleh akademisi Inggris, Roger Penrose untuk pola ubin Penrose yang terkenal . Sepuluh tahun kemudian, Danny Schechtman dari Technion University, Israel menunjukkan bahwa didalam logam, posisi atomnya memiliki struktur quasycrystalline. Sejak saat itu, ratusan pola quasicrystals yang berbeda telah ditemukan di alam.

Pola Berirama

Berbagai orang dari kalangan ilmuwan dan desainer memberi catatan adanya kesamaan antara struktur quasicrystal dan bentuk-bentuk tertentu dari seni dekoratif Islam. Pola geometris yang berirama, sering dibuat di tempat-tempat ibadah, terdiri dari pola berulang dengan fitur berbeda, tergantung apakah Anda sedang melihat bagian kecil atau bagian yang lebih besar dari sebuah disain.

Pada tahun 2007, dua fisikawan di AS melaporkan bahwa mereka telah menemukan contoh pola geometris abad ke-15 di Iran. Mereka menunjukkan contoh ubin Penrose yang " mendekati kesempurnaan ". Para peneliti ini menyimpulkan bahwa kebanyakan pengrajin Islam menciptakan pola tersebut menggunakan satu set ubin dengan bentuk berbeda-beda, dimana masing-masingnya dihiasi garis yang kemudian digabungkan membentuk pola akhir.

Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa pola quasiperiodic dalam arsitektur Islam dibuat berdasarkan aturan lokal seperti pengelompokan atau ubin yang tumpang tindih . Tapi tak satu pun penjelasan peneliti ini yang mampu menjelaskan bagaimana metode orang dahulu dalam jangka panjang tetap mampu membuat keteraturan pola tersebut.

Mungkin ada sedikit penjelasan. Dalam riset terbarunya, Rima Ajlouni, seorang peneliti arsitektur di Texas Tech University di Amerika Serikat, mengatakan bahwa dia telah mengidentifikasi tiga contoh pola quasiperiodic dalam arsitektur Islam yang tanpa cacat. Pola pertama adalah pola cartwheel quasiperiodic yang umum digunakan dalam arsitektur dari wilayah Seljuk , sebuah kerajaan yang membentang dari Turki ke Afghanistan . Ajlouni mengidentifikasi kasus ini ada di Darb-i Imam shrine dan Friday Mosque di Isfahan, Iran. Pola kedua ada di dinding interior halaman Madrasah al- ' Attarin di Fez, Maroko, yang dibangun sekitar tahun 1323. Dan Pola ketiga, terlihat di dinding luar makam Gunbad -I Kabud tower di Maragha, Iran yang dibangun sekitar tahun 1197.


Dalam makalahnya, Ajlouni juga menunjukkan bahwa disainer Muslim kuno mampu menyelesaikan prinsip-prinsip jangka panjang yang rumit dalam pengerjaan formasi quasycrystalline. Dengan kata lain, para desainer jaman kuno ini sepenuhnya menyadari sejauh mana keterkaitan dalam pekerjaan mereka.

Dalam tiga contoh diatas, Ajlouni merekonstruksi pola dan menunjukkan bahwa ukuran pola terkecil dipusat ternyata proporsional terhadap ukuran keseluruhan pola. Dia menunjukkan, seharusnya ketiga pola ini hanya bisa dibuat dengan dibantu menggunakan kompas yang disejajarkan. Metode konstruksi ini kemudian tersebar luas di masyarakat Islam dan dikembangkan ke media lainnya seperti pekerjaan kayu, keramik dan permadani.


Pola cartwheel di makam Gunbad-I Kabud, Maragh.

Kita tidak pernah menghargai seni yang diciptakan para disainer ini. Padahal, mereka mampu menciptakan pola matematika modern yang kompleks hanya dengan menggunakan prinsip-prinsip sederhana saja," kata Ajlouni dalam wawancara dengan physicsworld.com.

Pola geometri yang kuat yang terlihat pada arsitektur Islam, mencerminkan kedalaman pendekatan filosofis dan kosmologis dari agama Islam. Bentuk ke hambaan dapat dilihat dari formasi geometris berulang-ulang yang merefleksikan sesuatu yang menyatu dari keragaman. "Membuat pola geometri seperti ini, adalah bagian dari ibadah," tambah Ajlouni.

Ajlouni yakin, penjelasannya ini akan membawa sebuah "pergeseran paradigma" bagi para disainer, mengingat bahwa pola dalam periode Islam kuno tersebut hanya bisa dibuat menggunakan software gambar dimasa sekarang. Dia juga berpendapat bahwa hasil kerjanya ini bisa memberikan pemahaman lebih dalam bagi ilmuwan tentang struktur quasicrystals pada skala atom.

Hasil Riset Yang Menarik

Ronan McGrath, seorang peneliti quasicrystals di University of Liverpool di Inggris, terpesona oleh pendekatan geometris yang dikembangkan oleh Ajlouni. "Perkiraan bahwa metode ini digunakan oleh para arsitek Islam kuno adalah pernyataan yang menarik, dan makalah ini menjadi kontribusi menarik untuk diperdebatkan " katanya.

McGrath tidak begitu yakin bahwa hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi besar bagi studi quasicrystals. "Struktur quasicrystals telah ditentukan dengan akurasi, dan ada beberapa pertanyaan, salah satunya adalah bagaimana mereka berkembang dengan begitu sempurna. Pertanyaan ini tidak tepat dialamatkan ke metode geometris jika tidak mencakup efek ikatan kimia."

Untuk diketahui, hasil riset terhadap quasicrystals ini ada di Acta Crystallographica secion A, edisi Maret. (James Dacey)

>
Categories:
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment