Kini kuputuskan
berlari, sekencangnya
sembari merentangkan tangan
agar bisa menyentuh apa saja
sebagai kontak ku pada realitas
Dekap keingintahuanku
dan Bicaralah dengan bahasa kumengerti
sebagaimana aku pernah jatuh cinta
pada ilusi kebahagiaan
yang membuatku mengejarnya
Jalan ini menuju rumah,
meski bukan yang kubangun
Hanya warisan peta tua
yang pernah diberikan padaku
Iringan debu saling membelakangi
merasakan, angin berucap
Segera lupakan yang mereka katakan,
bahwa aku kembali bermimpi
tentang kebahagiaan
Berlarilah…
teruslah berlari !!
Dan, itu…
bukan ilusi
>